Saturday, 22 July 2017

Makna Filosofi Gundul Gundhul Pacul Lagu Gaerah Jawa Tengah

Tags

Gundul gundul pacul cul gelelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan


Siapa yang tak kenal dengan syair dan lantunan lagu di atas? Ya, lagu yang biasa dinyanyikan dan sering dimainkan untuk menambah suasana ceria "dolanan" atau permainan.


Makna Filosofi Lagu Gundul Gundul Pacul

Tembang Jawa ini konon diciptakan pada tahun 1400-an oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Sepintas terdengar sederhana dan ringan saat dinyanyikan. Namun demikian, jika di pahami lebih mendalam, kita akan mendapatkan makna yang ternyata mempunyai arti filosofis tinggi.


Jika kaji menurut istilah atau bahasa jawa, maka dapat diartikan sebagai berikut:
GUNDUL = kehormatan tanpa mahkota.
PACUL = cangkul, yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat yang sekaligus menjadi lambang dari kawula rendah.


Kemudian, jika ditafsirkan lebih mendalam, maka "Gundul Pacul" memiliki arti filosofi bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota. Melainkan, orang yang berkewajiban untuk mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.


Orang Jawa mengatakan bahwa "pacul" merupakan akronimdari "papat kang ucul". Artinya, kemuliaan seseorang tergantung dari 4 (empat) hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga, dan mulutnya. Hal itu dapat dideskripsikan lebih detil dalam penjelasan sebagai berikut:
  1. Mata untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat/orang banyak.
  2. Telinga untuk mendengar nasehat.
  3. Hidung untuk mencium aroma kebaikan.
  4. Mulut untuk berkata adil.
  5. Jika 4 (empat) hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya..

Sedangkan kata "Gembelengan" memiliki arti: besar kepala, sombong, dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

Di ilistrasikan melalui lagu Gundul-Gundul Pacul, jika kepala orang yang memimpin sudah kehilangan 4 (empat) indera itu, maka akan mengakibatkan:

  • GEMBELENGAN (Congkak/sombong).
  • NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL KUL. (Menjunjung amanah rakyat/orang banyak) dengan GEMBELENGAN (sombong hati).
  • WAKUL NGGLIMPANG (Amanah/kekuasaan jatuh tak bisa dipertahankan).
  • SEGANE DADI SAK LATAR. (Berantakan sia-sia, tak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat).

Nah, sekarang kita sudah sedikit memahami makna filosofi dari lagu Gundul-Gundul Pacul. Syair yang lagu dan nada yang terkesan sepele serta, ternyata memiliki makna mendalam dan mulia. Semoga bisa memberikan motovasi bagi kita untuk senantiasa berbenah, bijaksana, dan lebih mengerti tentang diri dan orang lain.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon